Apa yang kira-kira akan kutuliskan di sini?
Aku sedikit bingung, mengingat sebenarnya banyak hal yang kutemukan dan kuresapi dari novel lanjutan negeri 5 menara ini.
Yapp..
mungkin dari kalian tak mungkin memungkiri konsep man shabara zhafira
adalah satu dari sekian banyak hal yang didapatkan ketika membacanya.
Karena secara gamblang ia tertulis dalam kisah seorang Alif Fikri.
Lalu
apalagi? Mungkin ucapan ALHAMDULILLAH pantas kuucapkan karena novel ini
sungguh-sungguh membuka mataku tentang konsep usaha keras. Bahwa kata
'keras' memang sungguhlah keras. Bukan keras yang biasa saja, tapi keras
yang amazing dan luar biasa serta menguras energi dan rasa..
Kalau
dari dulu yang aku pahami adalah konsep berusaha+berdoa lalu tawakal
padaNya, setelah aku membaca novel karya ahmad fuadi ini, aku menemukan
suatu hal, bahwa berusaha itu tak cukup berusaha saja, tapi harus
MAKSIMAL dan melebihkan usaha, mungkin ini sebenarnya aku dapatkan dari
Negeri 5 Menara juga, dengan man jadda wa jadanya.
Dan setelah disambung
dengan Ranah 3 Warna semua terasa lebih jelas.. man jadda wa jada plus
man shabara zhafira adalah jurus yang manjur..
Melebihkan usaha
(going to the extra mile) lalu berdoa dan bersabar menunggu hasil dari
yang Kuasa. Dan terkadang hasilnya pun tak sesuai rencana, nah itulah
gunanya sabar.
Walaupun aku jujur mengatakan bahwa dalam
pertengahannya aku menemukan titik kebosanan sama seperti ketika aku
membaca Negeri 5 Menara. Masih mending Ranah 3 Warna memunculkan
kebosanannya ketika di pertengahan, kalau yang n5m malah masih awal-awal
aku sudah bosan, apa-apaan ini? hehe
tapi thats okay, karena semua
kebosanan itu tergantikan dengan nilai-nilai yang aku dapatkan di
bagian-bagian selanjutnya. Bisa jadi kebosanan itu muncul karena novel
ini terlalu datar, mengulas yang sepetinya tak kuinginkan untuk ketahui,
aku bahkan seperti tak sabar menunggu apa sih nanti kisah akhirnya?
Gimana kelanjutannya? Kapan nih selesainya? hehe.. maaf ya bang ahmad..
:D
Okay, kita beralih saja dari topik kebosanan yang tak penting ini.
Jujur untuk kedua kalinya, aku katakan bahwa aku membeli buku ini yang
bajakan.. betapa jahatnya aku.. hehe. kejahtan yang aku ucapkan dengan
terang-terangan.. bagaimana tidak, saat itu aku juga tengah membeli
novelnya tere liye yang judulnya panjang jadi aku males tulis di sini.
Dan novel yang itu tak ada imitasinya, sedangkan yang ini ada. Menengok
kantong akhirnya kupilih yang imitasi.. hehe. pissss!
Tapi dari itu semua aku acungkan JEMPOL 4 buat bang ahmad dengan novelnya yang menginpirasi!!!
MANTAP!
#kutipan review dari akun goodreadsku.. hehe
0 comments:
Post a Comment
nice person = nice comment