Sesuatu yang kita pandang baik dan kita nyaman melakukannya ternyata tak selamanya baik di mata Allah.. Begitu juga sebaliknya, Allah memandang baik tapi kita yang menganggapnya sebagai kebaikan, atau minimal kita melalaikannya.
>> QS Al Baqarah : 216.
Adalah penyakit hati, sebuah sindrom alias kumpulan gejala yang sangat membuat penderitanya terkadang tak menyadari dirinya sedang mengidap ini, atau dalam kasus lain si penderita menyadarinya sangat terlambat.
Ketika semuanya telah terasa sangat hambar, biasanya ini puncak dari gejala penyakit hati. Tapi ada beberapa orang yang memiliki gejala puncak yang berbeda-beda, tergantung karakter diri penderitanya. Namun, kehambaran dalam beraktivitas biasanya memang mengidap si penderita. Seakan semuanya tak ada artinya. Orientasi telah beralih kepada sesuatu yang tak seharusnya.
Salah satu bentuk sindrom ini adalah pikiran yang tak tentu dan kegalauan mudah melanda. Padahal segala sesuatu itu sudah pasti benar dan salahnya, tak perlu bersangka-sangka, tak perlu ragu-ragu. Dan beruntunglah mereka yang sedari awal telah menyadari bahwa dirinya sedang dilanda kegalauan. Ia merasa dirinya seakan lepas kendali dan melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas dan seakan NOL semua.
Bisa jadi si penderita penyakit hati merasa dirinya oke oke saja dan bahkan cenderung menikmati apa yang melanda hatinya saat itu. Ia tak merasa sedang mengidap sindrom ini. Lagi-lagi karena memang gejalanya tak jelas benar alias absurd. Mungkin penyakit hati ini kalau dibiarkan bisa mengarah ke futur. Ngeri kalau sudah sampai sini.
Karena keabsurdannya, gejala dari sindroma ini memang tak bisa didefinisikan, namun konon katanya beberapa di antaranya memiliki istilah-istilah yang sebenarnya familiar -dan sayangnya kebanyakan orang tak sadar ini termasuk penyakit hati-. Satu di antaranya adalah 'sombong'.
Yang namanya sombong itu bisa dengan mudah menghinggapi hati setiap manusia. Balik lagi, karena bagian yang terserang adalah hati, maka kesombongan pun sangatlah tak nampak di mata orang lain. Ia hanya akan dirasakan oleh yang menderita. Namun sayangnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu bentuk penyakit hati ini bisa jadi dirasakan dalam jangka waktu lama dan penderitanya seperti tak sedang menderita sebuah penyakit.
Pemeriksaannya? Hampir bisa dikatakan untuk bisa mengetahui apakah seseorang sedang menderita penyakit hati atau tidak sangatlah tak mudah. Kembali lagi kepada si pengidapnya. Benar-benar murni penyakit dengan gejala-gejala absurd dan tak kasat mata. Tapi, bisa juga penderita yang sudah stadium lanjut ia akan menyebabkan orang di sekitarnya sakit hati. Alias gejala penyakit hatinya akan mempengaruhi tutur katanya dan menyebabkan orang lain merasa tersakiti oleh ucapannya.
Atau kalau tidak, si penyakit hati ini, seperti yang sudah dijelaskan, akan mempengaruhi aktivitasnya, sehingga orang lain akan melihatnya sebagai bentuk adanya penurunan aktivitas-aktivitas kebaikan yang membuatnya menjadi bermalas-malasan. Sepertinya yang terakhir ini sudah masuk ke tahap 'futur sistemik'. Jadi sudah benar-benar merasuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Lalu, apa terapi dari penyakit hati ini sebenarnya? Jawabannya hanya satu, dzikrullah.
"Alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub.."(QS. Ar Ra'du : 28)Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. Obat atau terapi untuk mengatasi penyakit hati hanyalah dengan membuatnya menjadi tenteram. Ketika hati sudah tenteram, tenang dan damai, maka segala bentuk prasangka, iri atau dengki, sombong, riya' dan kawan-kawannya akan merasa enggan hinggap di hati seseorang. Dan cara paling ampuh membuat hati menjadi tenteram adalah dengan mengingat sang pengendali hati itu sendiri, Allah SWT.
0 comments:
Post a Comment
nice person = nice comment