tangis anymore!~veryverylatepost

Terkadang, menangis itu menyenangkan.. melegakan.. dan menenangkan. Seperti baru saja melepaskan beban di punggung.. Menumpahkan air mata di mana saja.. Menetes deras.. Membuncah.
  
Walaupun banyak yang bilang, menangis itu tak menyelesaikan masalah.. tapi bagiku, menangis adalah sensasi luar biasa yang membuatku seperti berada dalam pelukan ibuku..

 


tangis~latepost

setelah sekian lamaa enggak ngepost lagi di mari. aku ingin kembali menyapa blogku yang sudah kubangun sejak bertahun-tahun lalu. sempat terpikir mau skip aja seterusnya. tapi melihat kondisinya yang masyaAllah keren begini sayang banget kalau jejak2 itu tak dilanjutkan.. 

15 Oktober 2013
Aku pernah sekali waktu hampir memutuskan menyerah, namun sejurus kemudian aku sadar. Menyerah tak pernah menyelesaikan masalah. Bahkan menangis justru jauh lebih baik. Setidaknya menangis membuatku merasakan sensasi kelegaan meluapkan sesaj yang teramat menggelayuti dadaku. 

I choose it!

Istiqomah itu susah.
Istiqomah itu bukan perkara mudah. 
Ketika kita dihadapkan pada pilihan2 untuk memutuskan, kita senantiasa berpikir mana yang lebih menguntungkan. Sejurus kemudian kita mengambil keputusan. Dan pada akhirnya kita harus bertahan pada keputusan itu. Karena setiap yang kita pilih mengandung konsekuensi, maka semaksimal mungkin kita meminimalisasikannya.
Berhijab itu wajib. everyone knows, but not everyone does it. 
Berhijab itu butuh keistiqomahan, dengan segala konsekuensi dari pemakaian hijab itu sendiri. Dan kita juga musti paham tentang hijab tak sekadar memakainya dan SUDAH. Ia ada aturan-aturannya. Dan ketika kita telah memilihnya kita harus memenuhi aturan-aturannya. 

menengok amal

Kadang-kadang aku berpikir, ada tidak ya kesempatan sekaliii saja untuk melihat amalan kita? untuk sekadar bertanya pada malaikat penjaga kanan kiri kita, Raqib ‘Atid seberapa banyak amal baik dan buruk kita? agar kita bisa setidaknya mempersiapkan kira-kira kita bisa berbuat baik seberapa lagi untuk memenuhi syarat masuk surga yang tak lain amal baik harus lebih berat?
tapi sejurus kemudian aku berpikir, itulah sunnatullah.. Allah maha baik, Dia mengatur segalanya dengan cara yang HAQ.
jika kita tahu seberapa banyak amal kita, maka kita akan mengatur pergerakan amal kita sendiri. bayangkan ketika kita tahu amalan kita dan ternyata amal baik kita sudah lebih banyak, maka yang terbersit di otak ‘jahat’ kita bisa jadi adalah inilah saatnya menikmati sensasi berbuat maksiyat seperti yang lain. diri kita yang mungkin saja sudah terlalu terbiasa dengan amal baik tiba-tiba terhenyak dan ingin mencicipi rasanya sensasi amal buruk. ini aneh kan?