menengok amal

Kadang-kadang aku berpikir, ada tidak ya kesempatan sekaliii saja untuk melihat amalan kita? untuk sekadar bertanya pada malaikat penjaga kanan kiri kita, Raqib ‘Atid seberapa banyak amal baik dan buruk kita? agar kita bisa setidaknya mempersiapkan kira-kira kita bisa berbuat baik seberapa lagi untuk memenuhi syarat masuk surga yang tak lain amal baik harus lebih berat?
tapi sejurus kemudian aku berpikir, itulah sunnatullah.. Allah maha baik, Dia mengatur segalanya dengan cara yang HAQ.
jika kita tahu seberapa banyak amal kita, maka kita akan mengatur pergerakan amal kita sendiri. bayangkan ketika kita tahu amalan kita dan ternyata amal baik kita sudah lebih banyak, maka yang terbersit di otak ‘jahat’ kita bisa jadi adalah inilah saatnya menikmati sensasi berbuat maksiyat seperti yang lain. diri kita yang mungkin saja sudah terlalu terbiasa dengan amal baik tiba-tiba terhenyak dan ingin mencicipi rasanya sensasi amal buruk. ini aneh kan?


payahnya kalau saat kita bertanya pada malaikat dan yang kita ketahui adalah ternyata amal baik kita miniiim sekali, dan amal buruk kita sungguh berat timbangannya.. apa mau dikata, kita panik, takut kematian keburu datang dan kita masuk neraka karena amal baik kita kalah berat dengan amal buruk. ini bahaya bukan?
Allah itu baik, itulah indahnya ISLAM.. ia bukan saja agama tapi juga jalan hidup, semua telah diatur di dalamnya.. ia mengajarkan pada kita untuk senantiasa berbuat baik, senantiasa menjaga amalan kita, memupuk keimanan dan menancapkan keyakinan kita pada jalan Allah semakin kuat tertanam di hati kita.. jalan-jalan kebaikan memang berat, dan memang akan selalu begitu.
kita diuji untuk istiqomah di jalanNya hingga akhir..
karena bahkan kesempatan untuk mengetahui kapan Izrail datang ke kita pun kita tak akan pernah tahu. sudahlah, mari berbuat baik. :)

0 comments:

Post a Comment

nice person = nice comment