Save Our Heart

Bismillah...
Sesuatu yang kita pandang baik dan kita nyaman melakukannya ternyata tak selamanya baik di mata Allah.. Begitu juga sebaliknya, Allah memandang baik tapi kita yang menganggapnya sebagai kebaikan, atau minimal kita melalaikannya. 
>> QS Al Baqarah : 216.

Adalah penyakit hati, sebuah sindrom alias kumpulan gejala yang sangat membuat penderitanya terkadang tak menyadari dirinya sedang mengidap ini, atau dalam kasus lain si penderita menyadarinya sangat terlambat.
Ketika semuanya telah terasa sangat hambar, biasanya ini puncak dari gejala penyakit hati. Tapi ada beberapa orang yang memiliki gejala puncak yang berbeda-beda, tergantung karakter diri penderitanya. Namun, kehambaran dalam beraktivitas biasanya memang mengidap si penderita. Seakan semuanya tak ada artinya. Orientasi telah beralih kepada sesuatu yang tak seharusnya. 

before #1

tentang perasaan : kau tak perlu membuangnya, tak jua mengagungkannya, yg kau perlukan adalah mengendalikannya, sehingga ia tahu arah mana seharusnya menuju.. *quote.of.me*

kata si mbak sepupu Esatri, ini tulisanku ditebaknya sebagai tulisan Kahlil Gibran. BEUH.. :D

tentang perasaan #1


http://cdn.beritaunik.net/wp-content/uploads/2011/12/danbo_sedih.jpg
Perasaan itu terkadang seperti api, bisa menghanguskan walaupun asalnya hanya sebuah titil kecil. Perasaan terkadang bisa seperti air sungai, kadang tenang, kadang beriak. Perasaan itu bahkan bisa seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang meyejukkan dan membuat kita terbuai.
Aku hanya butuh pengendalinya.. Pengendali air,api,dan angin yang membuat kesemuanya menjadi sesuatu yang menenangkan setiap saat.
Aku butuh pengendali perasaan yang bisa benar2 membuat dada ini tak berkecamuk oleh gemuruh2 aneh yang kadang bisa menggebu namun kadang seakan melayu.
Aku butuh pengendali perasaan yang membuat jiwaku selalu stabil pada titik 

kebijaksanaan.
Namun, smpai detik ini aku masih sulit menemukannya, atau jangan2 aku tak perlu mencarinya.. Ia bisa jadi ada di depan mata namun aku tak mengenali bahkan menyadarinya.

Atau jika firasatku benar, justru pengendali itu adalah sebongkah perasaan itu sendiri.. Perasaan untuk mengendalikan perasaan. Apa lagi ini?