Choosing to Wear the Muslim Headscarf

Ada artikel menarik yang aku dapatkan dari sebuah tautan di facebook. Sumbernya www.oprah.com.
Artikel panjang itu mengisahkan cerita seorang ibu yang putrinya, Aliya ingin (bahkan sudah) memakai jilbab sementara sang ibu yang American tidak, ternyata ayah Aliya adalah seorang Libyan muslim, bernama Ismail.
Mau tahu lebih lanjut? Klik disini

Story at Ngawi (part 2)

Hari ketiga, saatnya kami pulang kembali. Bertiga kami berangkat dengan bus jurusan Sragen, rencananya aku akan dijemput di rumah mbakku itu.
Petualangan dimulai!!

Awalnya kami menunggu bus di dekat rumah nenek, lama juga kami menanti bus Gaya Kerja yang tak kunjung muncul. mas Aad (nama masku) berdiri memaku di pinggir jalan, sementara aku dan mbak Etri (nama mbakku) duduk duduk di bersama nenek di dekat sungai. Bayangkan sobat, suasana di sana masih alami lho. Sungai, kebun, jalanan tanah (walau aspal juga ada), rumah yang modelnya tradisional, dan segala hal yang menurutku beda jauh dengan lingkungan tempat tinggalku di Klaten.

Story at Ngawi (part 1)

Kemarin, aku baru pulang dari visiting my Grandpa and Grandma's house, di Ngawi Jawa Timur. Kalau ditanya gimana, aku akan jawab... AMAZING, AWESOME... REALLY GREAT!!

Ahad, 23 Mei, aku dan kakak sepupuku janjian akan menginap di rumah simbah di Ngawi. Aku dengan diantar bapak, ibu, adek berangkat ke sana, tapi kami sekalian jemput mbakku itu di Sragen. Kebanyakan waktuku di sana kuhabiskan tidur, nonton televisi, dan bercengkrama dengan mbakku itu (kebetulan kami seumuran, jadi nyambung banget).

20 Mei Boikot Facebook

Dua hari yang lalu, tepat pada saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional, kami umat muslim facebooker (walau tidak semua) melakukan boikot terhadap facebook, alias Libur facebook.

Kenapa? Karena, hari itu umat Nasrani sedang melakukan Lomba Menggambar Kartun Nabi Muhammad!! Astaghfirullah.
Ini sungguh pelecehan terhadap umat muslim. Gimana nggak, secara terang-terangan mereka melakukannya. Padahal kami umat muslim tak pernah mencoba melakukan pelecehan terhadap mereka. Oleh karenanya, kita berusaha melawan hal itu dengan melakukan pemboikotan facebook secara serempak. Hal ini dimaksudkan agar owner facebook mengalami kerugian karena banyak user facebook yang tidak online. Kalau penjelasan lengkapnya aku kurang paham, yang jelas dengan banyaknya orang online dan membuka content-content maka akan menambah keuntungan bagi empunya. Begitu.

Seminar 'Menjadi Pribadi Sukses Mulia'

Ahad, 16 Mei kemarin, aku dan beberapa kawanku mengikuti sebuah seminar yang kami ketahui dari pesan singkat. "Menjadi Pribadi Sukses Mulia", oleh bapak Jamil Azzaini, bisa dibilang trainer tingkat internasional, soalnya beliau sudah pernah ke Hongkong, Filiphina, dan beberapa negara lainnya untuk training. Seminar itu ditujukan untuk umum, dan bertempat di RSPD Klaten.

Hukum Penutup Wajah dan Tangan

Link dari situs :
Soal-49: Hukum Penutup Wajah dan Tangan

I am a Muslim Woman... (muslimah)



I am a Muslim woman
Feel free to ask me why
When I walk
I walk with dignity

Hukum Menggambar Makhluk Bernyawa

Pada dasarnya para ‘ulama sepakat bahwa hukum menggambar makhluk bernyawa adalah haram. Banyak riwayat yang menuturkan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa, baik binatang maupun manusia. Sedangkan hukum menggambar makhluk yang tidak bernyawa, misalnya tetumbuhan dan pepohonan adalah mubah. Berikut ini akan kami ketengahkan riwayat-riwayat yang melarang kaum muslim menggambar makhluk bernyawa.

nothing special

saya sungguh merasa terhempas
saya jatuh di dasar jurang yang dalam
amat sangat dalam
bahkan untuk sekadar berteriak minta tolong saya tak bisa

saya seakan menyerah
saya hampir hampir putus asa
saya kehilangan semangat
sama sekali

Jangan Biarkan Amalan Berlalu Sia-Sia

Salah satu tujuan utama dalam beramal adalah mendapat pahala dari Allah ta’alla, lantas bagaimana jika amalan yang sangat diharapkan sebagai tabungan di akhirat ternyata ‘kopong’ alias sia-sia dan tak tertulis sabagai amalan?

Bagaimana mungkin amalan akan diterima tatkala kita tidak mengetahui cara agar amalan bisa diterima dan mendapat ridho dari Allah? Apalagi jika barometer kesuksesan dalam beramal tatkala mendapat pujian belaka. Tak dapat diragukan lagi walaupun lisan ini mengatakan ‘Aku ikhlas’ namun ikhlas tak semudah hanya ucapan saja dan malahan perlu dicek lagi arti keikhlasannya.

Nafisah Ahmad Zen Shahab, Ibu yang Sepuluh Anaknya Jadi Dokter (subhanallah)

Nafisah Ahmad Shahab barangkali bisa disebut sebagai supermom. Di antara 12 anak hasil pernikahannya dengan almarhum Alwi Idrus Shahab, sepuluh orang menjadi dokter. Di antara sepuluh dokter itu, tujuh orang bertitel spesialis.

Spesialisasi tujuh anak Nafisah itu pun tidak ecek-ecek. Si sulung, Dr dr Idrus Alwi SpPD KKV FECS FACC, meraih spesialisasi di bidang kardiovaskular. Anak pertama itu juga menjadi satu-satunya yang meraih gelar doktor di antara sepuluh dokter bersaudara itu. Kemudian, drg Farida Alwi menekuni bidang spesialisasi gigi; dr Shahabiyah MMR menjadi Dirut RSU Islam Harapan Anda di Tegal; dr Muhammad Syafiq SpPD, spesialis penyakit dalam; dr Suraiyah SpA (spesialisasi anak); dr Nouval Shahab SpU, spesialis urologi dan sedang menempuh pendidikan untuk gelar PhD di Jepang; dan dr Isa An Nagib SpOT mengambil bidang spesialisasi ortopedi.

Siaran (lagi..) di IC FM

Alhamdulillah, setelah sekian lama, aku diizinkan siaran lagi di IC FM, untuk kelima kalinya dalam Dinamika Rohis. Kali ini dua sahabatku, Nikha dan Tikha (kembar) menyertaiku lagi. Dan, selepas izin dari mentoring di rumah Apri, kami berangkat ke lokasi, tepatnya di kompleks Ponpes Ibnu Abbas. Dan, untungnya rumah Apri tak begitu jauh dari IC, lumayan menghemat waktu.
Bismillah, kami berangkat.

Sampai di sana, kami lihat mbak Izzah sendirian. Ternyata ia telah memulai acaranya.
Setelah itu, kami pun ditanyai mbak Izzah tentang apa yang akan dibahas dan diperbincangkan. Kali itu, kami akan sharing-sharing soal evaluasi Ujian Nasional kemarin dan tentang pentingnya kejujuran. Sebenarnya tema itu bukan ide kami, tapi ide dek Miftah, dia lah yang menunjuk kami untuk siaran, karena dek Miftah masuk di bidang PUSDAI FARISKA.

Rindu

Aku rindu..
aku sungguh teramat rindu dengan masa-masa itu,
dengan masa dimana aku disibukkan oleh hal-hal itu,
masa dimana segalanya terasa begitu singkat oleh deadline..
Aku rinduuuuu!!
Hanya itu yang ingin kuucapkan, hanya itu...

Being 'Alumni'

Wisuda, itulah momen pada 1 Mei 2010 yang aku dan teman-temanku lalui. Subhanallah, tak terbayangkan. Sungguh, stelah semuanya kami lalui bersama, kami tiba pada acara puncak itu. Acara ceremonial tiga tahunan untuk melepas kami. Walau wisuda kemarin kami belum diberi ijazah (karena baru keluar Juni), tapi setidaknya ada sebuah batas antara kami dan sekolah kami, bahwa kami kini bukanlah murid SMAN 1 Karanganom lagi. (hiks..)

Seperti acara wisuda tahun-tahun sebelumnya, kami diwajibkan memakai pakaian nasional (semacam kebaya) untuk perempuan, dan jas untuk laki-laki. Hmm... bisa dibayangkan bagaimana kami, apalagi yang perempuan, Subhanallah.. produk salon.

Ukhti, Wajahmu Itu...

Wahai ukhti…
Sungguh engkau, wanita muslimah, makhluk mulia yang mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam dan pengaruh yang begitu besar di dalam kehidupan setiap Muslim. Engkaulah sekolah pertama di dalam membangun masyarakat yang shalih jika engkau berjalan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Karena berpegang teguh kepada kedua sumber itu dapat menjauhkan setiap muslim laki-laki dan wanita dari kesesatan di dalam segala sesuatu. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya” [Diriwayatkan Imam Malik didalam Kitab Al-Muwaththa]

Wahai ukhti…
Perhatikanlah betapa engkau akan menjadi seorang ibu. Dan perhatikan pula betapa besar tanggung jawab yang harus diembanmu dan perjuangan berat yang harus ia pikul yang pada sebagiannya melebihi beban tanggung jawab yang dipikul kaum pria. Sampai-sampai Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya dan mempergaulinya dengan baik. “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada Ku-lah kamu kembali” [Q.S. Luqman : 14] Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata : Ya Rasulullah, siapa manusia yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik ? Jawab Nabi: “Ibumu” Ia bertanya lagi, Lalu siapa? Jawab beliau, “Ibumu”, Ia bertanya lagi, Lalu siapa lagi? Beliau jawab: “Ayahmu” [Diriwayatkan oleh Imam Bukhari]

Wahai Ukhti…
Maka apa lagi yang engkau tunggu? Larilah ke cermin dan pandanglah dirimu sambil menangis. Sudahkah engkau faham akan semua ini? Lihatlah rambutmu, para lelaki melihatnya. Mereka terpesona dan timbullah penyakit dalam hati mereka. Lihatlah paha dan betismu, para lelaki memandangnya. Mereka terpana dan langsung dijawab oleh farji-nya. Lihatlah lengkung pinggulmu, para lelaki menyukainya. Mereka enggan melepas pandangan mereka padanya, kecuali setelah nafsunya puas. Perhatikan dadamu, betapa para lelaki menikmati memperhatikannya. Ukhti, perhatikanlah ayat Allah: “Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min. Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” [Q.S. Al-Ahzab : 59]

Wahai ukhti…
Apakah engkau telah menutupi rambutmu itu, paha dan betismu itu, lengkung pinggulmu itu? Ahsan. Alhamdulillah. Tapi… wajahmu itu, ukhti. Engkau tidak menjaga wajahmu. Engkau mengobral wajahmu. Engkau tidak menundukkan wajahmu. Engkau membiarkan setiap lelaki menikmati wajahmu itu. Wajahmu itu, di tengah balutan jilbab yang anggun, sungguh berbekas di hati-hati para pria. Sekali memandang, sulit dilupakan. Wajahmu nan cerah itu, membuat niat jadi tak ikhlas lagi. Wajahmu nan manis itu, membuat khayalan-khayalan nista di benak kaum adam. Wajahmu nan molek itu, membuatkanmu terekam selalu di memori, selalu teringat, sampai-sampai tak ingat kepada Al Khaliq. Ukhti, sulit bagi para lelaki mengamalkan hadits Nabi “Wahai Ali! Janganlah engkau mengikuti satu pandangan dengan pandangan lain karena engkau hanyalah memiliki yang pertama dan tidak untuk yang selanjutnya.” (HR. Al Haakim dalam Al Mustadrak) Sedangkan engkau tak menjaga wajahmu. Engkau tak menundukkan wajahmu. Kaum lelaki pun menjadi tak puas hanya pandangan pertama, bahkan mereka mengikuti nafsunya untuk memandang lagi, lagi, dan lagi. Padahal Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zina kedua mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah bicara, zina tangan adalah memegang, dan zina kaki adalah melangkah.” (Muttafaq ‘alaih dengan lafazh Muslim)

Wahai ukhti…
Mengapa engkau sering meremehkan hal ini? Apakah engkau merasa tegar dan kuat? Apakah engkau merasa sudah cukup beriman dan bertaqwa? Apakah engkau merasa sudah cukup shalihah? Sehingga engkau merasa bisa tegar menghadapi fitnah syahwat diantara manusia? Subhanallah. Perhatikanlah Fudhail bin Iyadh rahimahullah, seorang ‘alim, seorang shalih, ahli ilmu dan ibadah, 40 tahun tak pernah ia telat untuk mendapat shaf pertama dalam shalat, namun ia mengatakan “Sungguh yang yang paling aku takutkan adalah fitnah wanita”. Sungguh beliau sangat memahami sabda Rosulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah aku meninggalkan fitnah setelahku yang lebih berbahaya bagi kaum pria melebihi kaum wanita” (Muttafaqun ‘alaih)

Sumber : http://my-azzie.blogspot.com/2010/01/ukhtiwajahmu-itu.html