Seminar 'Menjadi Pribadi Sukses Mulia'

Ahad, 16 Mei kemarin, aku dan beberapa kawanku mengikuti sebuah seminar yang kami ketahui dari pesan singkat. "Menjadi Pribadi Sukses Mulia", oleh bapak Jamil Azzaini, bisa dibilang trainer tingkat internasional, soalnya beliau sudah pernah ke Hongkong, Filiphina, dan beberapa negara lainnya untuk training. Seminar itu ditujukan untuk umum, dan bertempat di RSPD Klaten.

Awalnya aku kurang ada niat untuk berangkat, karena aku lihat HTMnya juga agak 'gede'. Ternyata pas aku tanya ke bapak, malah didorong untuk ikut, alhasil aku ikut. Malahan aku sempat mengajak Apri. Akhirnya, sekitar pukul 12.40 aku dan Apri berangkat.

Sampai di sana aku langsung memarkir motorku, kemudian aku lihat Zulfi (tetangga sekaligus sodaraku) sudah duduk di luar menunggu temannya, ternyata dia ikut juga. Setelah itu aku memasuki ruangan dan segera membeli tiket (sebelumnya aku sudah pesan, tapi karena di sana ribet banget akhirnya bikin tiket lagi). Setelah itu kami masing-masing diberi majalah ar-Risalah edisi lama sebagai fasilitas. Selain ar-Risalah, kami juga (insya Allah) akan mendapatkan sertifikat.

Awal acara mas Dinar Apriyanto memberikan sambutan pembukaan, karena penyelenggara acara tersebut adalah klub MBC (Metode Belajar Cepat). Kemudian, kita memasuki acara inti. Disitu bapak Jamil mulai menceritakan pengalamannya, segalah hal, tentang proposal hidup yang ia buat kemudian ia ajukan di depan Ka'bah. Subhanallah, semuanya beliau ceritakan dengan menggebu-gebu. Kadang beliau berteriak kencang, mengagetkan, dan tiba-tiba mengecilkan suara seperti berbisik. Sangat menghayati.

Di seminar itu beliau mengajari cara menjawab salam model baru. Ketika ditanya "apa kabar?" maka kita diminta menjawab "sukses, mulia" sambil membentuk gerakan dengan tangan ke atas kemudian ke samping.

Lalu, apa makna "sukses" dan "mulia" itu? Definisi sukses adalah berhasil, dalam artian kita mencapai yang kita inginkan, hidup yang cukup dan lumayan mampu, bisa dibilang begitu. Kamudian, mulia adalah ketika kita bisa berbagi dengan orang lain, ini lebih ke fungsi sosial kita, bermanfaat bagi orang lain. Kedua hal ini musti menyatu, tidak boleh tidak. Yang paling parah adalah ketika sukses tapi hisup kita hampa, hal ini karena kita tidak menjalankan fungsi sosial kita, berbagi dengan sesama.
Selanjutnya, untuk menjadi pribadi sukses dan mulia kita harus menguasai tiga hal, Expert, Aset, dan Epos . Expert berarti keahlian atu skill yang kita miliki. Aset adalah sarana mencakup fisik (kerja keras), kecerdasan (kerja cerdas), dan hati (kerja ikhlas). Ketiga aset yang telah dianugerahkan Allah kepada kita tersebut harus senantiasa disyukuri dengan cara mengoptimalkannya dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas.

Sayangnya pada kesempatan itu pak Jamil hanya menyampaikan Epos saja, mengingat jadwal yang ada hanya sampai pukul 15.00. Sedikit banyak aku menangkap maksud pak Jamil. Tentang hukum kekekalan energi, yang tak hanya ada di ilmu Fisika, bahwa jumlah usaha sebanding dengan jumlah energi yang kita dihasilkan. Selain itu, ternyata rahasia orang yang senantiasa 'beruntung' di hidupnya adalah karena ia banyak mengeluarkan energi positif bagi sekitarnya. Hal ini akan terlihat pada salah satu bagian tubuh orang itu yang disebut dengan Ajbuz Dzanab (tulang katak) yang sebenarnya merupakan semacam gumpalan pasir. Jika seseorang sering mengeluarkan energi positif maka tulang kataknya akan terlihat berkilau. Sudah terbukti, bahwa tulang katak Sidharta Gautama (dalam Budha dikenal dengan istilah relik atau Saririka Dhatu) menyerupai kristal yang bening (sering dipamerkan).

Setelah materi selesai saatnya sesi doorprize. Ternyata banyak juga hadiahnya, yang menjadi puncaknya adalah handphone. Hm, lumayan juga kan? Sayangnya aku bukan termasuk yang mendapatkan doorprize, kalah duluan. Hehe... :)

Acara selesai, aku dan Apri tak meninggalkan tempat duduk kami, karena ternyata Nikha dan Tikha (kembar) yang tak duduk dekat kami karena berangkat duluan mencari kami. Tak lama kemudian, mereka berdua diikuti mbak Siska berjalan mendekati kami. Kangen juga lama nggak ketemu mbak Siska. Akhirnya kami berdua saling bertegur sapa dan melepas tawa berdua. Ternyata momen itu dimanfaatkan oleh mbak Tika (panitia, yang juga alumni SMAku) untuk mengambil gambar kami. Nampaknya mbak Tika ini sedang asyik menggeluti dunia barunya, fotografi. Soalnya sejak tadi kulihat ia sibuk menenteng kameranya sambil jeprat-jepret. Akhirnya, setelah mbak Tila mengetahui keberadaan kami, ia ikut bergabung sebentar dan kemudian aku meminta seseorang (sebenarnya aku menyuruh Nikha yang memanggil orang) untuk mengambil gambar kami berlima, aku, Apri, kembar, dan mbak Tika. Hmm... senangnya. Bagaimana tidak, aku begitu kagum dengan sosok mbak Tika, udah tinggi, cantik, akhwat pula, selain itu UGM sastra Arab, subhanallah.... :)

Ada satu peristiwa lucu yang kami alami saat itu. Ketika acara foto-foto panitia dengan pak Janmil, Tikha merengek inginminta tanda tangan beliau. Boro-boro di buku karya pak Jamil sendiri (punya aja nggak!), ia ingin beliau membuuhkan tanda tangan di buku catatan kecil yang ia bawa saat itu. Lucu! Akhirnya, ia memberanikan diri mendekati pak Jamil dan meminta tanda tangannya! Masya Allah... ^o^ Kami hanya bisa tertawa geli saat itu.

Sekeluarnya dari ruangan aku sempatkan membeli souvenir berupa pin, yang seperti dipakai panitia. Untuk kenang-kenangan pastinya. Lumayanlah, Rp 4.500,00 hehe... Selain itu di sana juga ada stand buku kecil yang menjual buku terbitan Pro-U media, yang juga merupakan sponsor acara itu. Sayangnya, kantongku lagi tipis, jadi yaa lihat lihat saja. :)

Setelah kami keluar dari RSPD aku beserta ketiga kawanku sholat di masjid Raya dan kemudian makan batagor di depan masjid. Lagi-lagi menuruti Tikha yang lagi 'pengeeeen' banget. Oalah...

Yah, setidaknya aku mendapatkan pengalaman indahnya ukhuwah lagi... bersama sahabat-sahabat fillahku, insya Allah..

Semoga bermanfaat!

0 comments:

Post a Comment

nice person = nice comment