Dialog dengan diri (sekadar menasihati)

Yaa.. sivi pasti bisa. itulah yang aku tulis di whiteboard kamar kosku beberapa hari yang lalu, atau lebih tepatnya beberapa minggu yang lalu.
  
Kapan ya terakhir kali aku posting di blogku ini, hm.. lamaaa banget. Terakhir tentang Merapi, dan ini sudah kadaluarsa banget dah. Soo.. i'm back! Dengan sedikit maksa diri agar bisa balik ke blog tercinta ini. Menulis kisah diri, jadi cermin diri, siap tahu menginspirasi.. karena semuanya dari hati. hihihi.. Lama-lama jadi kayak mbak Deasy nih, maen-maen pantun. 

Jadi begitulah kira-kira, aku sedang berusaha menggapai sesuatu, yang tak mungkin kudefinisikan di sini, tak mungkin kujelaskan dengan gamblang di tulisan ini. Cukup hatiku saja yang tahu, bahwa memang berjuang itu tak mudah yaa..
melihat orang lain bisa, kita kadang hanya termangu.. kok bisa sih, huh! Terkadang malah iri jadi menggerutu gak jelas. 
Dan lagi-lagi.. itulah yang sedang kualami, aku melihat dan menatap seseorang, dulu ia tak seperti sekarang, ia beda.. jauh berbeda, dan kini.. ia lebih baik. Ia jauuuhh lebih baik. Aku, yang sepertinya hanya stagnan ini hanya merenungi nasib diri, kapan aku bisa BERUBAH!! kapan kapan kapan??

Aku memang telah berada pada titik 'sadar akan kesalahan diri', kemudian aku alhamdulillah mulai memasuki zona 'mencoba memperbaiki kesalahan diri', tapi.. kok nggak bisa-bisa yaa?? Ternyata jawabannya SULIT. Ya, sungguh tak mudah memang, bahkan akhir-akhir ini jauh terasa lebih berat lagi, lebih dan lebih. Justru akhir-akhir ini cobaan hati silih berganti menghampiri. Merasuki hati, dan coba mengotori. Masya Allah, saat ku tersadar aku sudah jauuuh dari baik. Aku tak seperti yang kuharapkan. Apa kata mereka, saudara-saudara seperjuanganku jika melihatku hancur begini. Pandai nian aku ini menutupi kesalahan. Yang terpenting itu apa kata Allah melihatku tak berdaya melawan nafsu? Apa pandangan Allah terhadapku? Tampilannya aja muslimah, tapi isinya? Tidak, aku tak mau mengatakan sampah. Tapi, masih adakah kata yang tepat untuk melukiskan isi diriku? Isi hatiku? 

Sungguh payah memang kau hanya berhenti pada fase 'sadar' tanpa pernah berbenah diri. Sisi hatiku yang lain mengatakan, udah syukur alhamdulillah kau masih sadar, coba kalau sudah dikunci mati hatimu sama Allah, mau berbuat apa kau? 

Jadi ingat firman Allah QS Asy Syura ayat 46 : "Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah SWT tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapat petunjuk)". Dalam ayat lain, yang aku lupa apa, bagian terakhirnya bukan jalan keluar, tapi langsung petunjuk. Hmm.. nyata banget, terkadang kita menemukan orang yang ikut ceramah sana sini tapi tetep gitu-gitu aja. Tak ada perubahan sama sekali dalam dirinya. Sedih memang, jangan sampai aku jadi salah satunya. Hatiku dibiarkan sesat oleh Allah tanpa diberi cahaya petunjuk sama sekali. Na'udzubillah.. 

Okelah siv, tak ada kata terlambat.. perbaiki sedikit demi sedikit dirimu. Memang tak akan mudah, tapi bukannya tak mungkin kan? Semangat siv, semangat! sivi pasti bisa! sivi pasti bisa!! dan HARUS BISA!!
Bismillah..

5 comments:

Anonymous said...

mau donkkk..di tag in...heheh

Ananda Sivi said...

mbak nidoooot.. komengtarnya itu mulu dah..

Anonymous said...

bagus--bagus..
"ya rabb, jadikanlah aq seperti ap2 yg mereka sangkakan trhadapku (prsangkaan yg baik), dan jauhkan aq dr stiap prsangkaan buruk mereka trhadapku.."

Unknown said...

Hey, ada nama mbak di tulisanmu... Hihi, dapet royalti tho mbak, dek?? :D

Anonymous said...

beruntunglah kita yang sempat mengistropeksi diri, karena dgn begitu kita akan tahu dan sadar dan kemudian mencoba memperbaiki...
salam ngawur..hehehe

Post a Comment

nice person = nice comment