Kadang-kadang aku berpikir, ada tidak ya kesempatan sekaliii saja
untuk melihat amalan kita? untuk sekadar bertanya pada malaikat penjaga
kanan kiri kita, Raqib ‘Atid seberapa banyak amal baik dan buruk kita?
agar kita bisa setidaknya mempersiapkan kira-kira kita bisa berbuat baik
seberapa lagi untuk memenuhi syarat masuk surga yang tak lain amal baik
harus lebih berat?
tapi sejurus kemudian aku berpikir, itulah sunnatullah.. Allah maha baik, Dia mengatur segalanya dengan cara yang HAQ.
jika kita tahu seberapa banyak amal kita, maka kita akan mengatur
pergerakan amal kita sendiri. bayangkan ketika kita tahu amalan kita dan
ternyata amal baik kita sudah lebih banyak, maka yang terbersit di otak
‘jahat’ kita bisa jadi adalah inilah saatnya menikmati sensasi berbuat
maksiyat seperti yang lain. diri kita yang mungkin saja sudah terlalu
terbiasa dengan amal baik tiba-tiba terhenyak dan ingin mencicipi
rasanya sensasi amal buruk. ini aneh kan?