Meratapi Merapi (Ngungsi ngungsi!!)

Akhirnya waktu itu tiba juga, aku mengungsi untuk kedua kalinya. 
Alhamdulillah, tanpa campur tanganNya aku tak mungkin sampai rumah dengan selamat..
Ok, jadi begini kisahnya.. (sok mendramatisir)

Seperti yang telah kalian ketahui, sejak 26 Oktober lalu Gunung Merapi mulai menampakkan kebengisannya. Batuk-batuk, bersin-bersin, dan pada akhirnya dahak itu keluar juga.
Ngungsi edisi pertamaku adalah tanggal 30 Oktober itu, ketika itu aku dan kawan kosku bareng2 turun bersama anak Zahwa (nama kos kawanku yg lain) dan akhwat dari KAMMI, kami mengungsi di Condong Catur, di kosan salah seorang saudari yang kuliah di FE (kalo nggak salah).
Saat itu sekitar pukul 2 malam, seingatku. Kami berbondong-bondong turun ke concat sambil terus menerabas hujan abu yang pekatnya minta ampun. Yang jelas kuncinya satu, jangan lupa masker.
Situasi panik, namun alhamdulillah... Allah masih slalu berbaik hati, Dia memperlancar jalan kami menuju persinggahan sementara di concat, dan akhirnya setelah pagi menjelang kami berangkat naik lagi. Aku dan mbak Siska berencana langsung pulang ke Klaten. Sementara temanku yang dari Riau mau ke asrama putri Riau. 
Dan alhamdulillah saat itu pas akhir pekan, jadi tak ada yang perlu dicemaskan, walau yang lain pada UTS.. 

Ini adalah kondisi motorku ketika ngungsi pertama kali :


Sementara ini adalah kondisi belakang kosku :


Selanjutnya, pengungsian kedua dimulai. Tak ada maksud mendramatisir, namun ini memang pengalaman yang mengerikan, khususnya buatku.
Aku akan menceritakannya dari awal..
Jam 11 malam aku tertidur, sejam kemudian, sekitar jam 12an aku mendengar handphoneku berbunyi, ada telepon.. (ya Allah, bagian2 genting ini membuatku gemetar menceritakannya).. dari saudariku, anak Zahwa. Dia memintaku segera keluar menuju Zahwa untuk ngungsi lagi! Aku kaget, iya lah.. sangat kaget. Dan, parahnya aku malah 'ngeyel', nggak menuruti. Bagaimanalah aku mau menuruti, aku lihat di luar, maksudnya di kompleks kosku tak seribut pas aku ngungsi pertama dulu, walau aku juga mendengar lalu lalang motor. Aku tetap tak mau, dan bodohnya lagi aku malah menjawab kalau mau keluar ya harus minta kunci sama yang punya kos dulu. Jelas itu yang keluar dari mulutku, saat itu aku sama sekali tak tahu bahwa kondisinya sungguh berbeda. Kemudian.. (ya Allah, aku mulai dag dig dug nyeritain bagian2 genting ini).. aku mendengar gemuruh. Gemuruh yang sebelumnya aku belum pernah mendengarnya, itulah gemuruh Merapi. Gorden kamarku sedikit bergetar, dan saat itu aku sendiri. Aku langsung keluar kamar dan membangunkan temanku sambil berteriak2..(ternyata ada yang belum tidur).
ya Allah, aku panik!! aku kalut! 
Kemudian, situasinya sungguh berbeda.. 
Aku menghubungi beberapa kawanku, ternyata memang mereka tak tidur, panik. Namun, anehnya tidak ada dari kami yang ingin mengungsi lagi. Jujur, kami tak suka itu, kami tak tahan dengan kondisi kalut seperti itu. Dan.. akhirnya.. 
Aku mendengar bunyi 'plethok2' di atas atap kamar kami, aku keluar, ini sungguh berbeda.. tak seperti yang kukira, tak setenang yang kubayangkan..
Ibuku pun menelpon, ya Allah, beliau di Klaten panik, bagaimana tak panik.. mengetahui putrinya yang nun jauh dan dekat dengan Merapi yang bergejolak..
aku hanya bisa menenangkan, dan aku bilang aku tak sedirian, aku ada temannya kok.. 
Dan ibu berpesan, aku diminta mengepak barang2 penting. (ya Allah, ini sungguh semalam...)
Kemudian, lampu padam.. ya Allah, panik tambah panik deh.. Ditambah mas yang punya kos udah teriak2 minta kita keluar. Ternyata benar, ini sungguh berbeda.. semua putih, diluar panik, kami kalut, kami bingung..
Aku asal memasukkan barang-barang pentingku, segera memakai jas hujan, dan segalanya terasa begitu cepat, karena memang itu yang harus kami lakukan, bergerak cepat.
Entah apa yang ada di benakku saat itu, yang jelas dengan begitu kilatnya aku dan mbak Siska langsung terlintas KLATEN. Ya, kami harus segera ke Klaten.
dan subhanallah, Allah mendesain peristiwa itu setelah semua selesai UTS dan saat itu hari Jum'at. Dan memang, mbak Siska berencana pulang saat itu, sementara aku yang FK masih ada jadwal kuliah hari Jum'atnya. 
Kami segera meluncur keluar kos, dan sekali lagi menerabas hujan abu, yang saat itu bukan abu lagi sebenarnya, sudah mirip lumpur.. bahkan seperti kerikil juga. Badan kami basah kuyup lumpur, tas, masker, helm, dan motor!
Ya Allah, saat itu bahkan aku menitikkan air mata, semua rasa itu bercampur.. Aku melihat nenek-nenek, ibu-ibu, mbak-mbak yang mukanya penuh lumpur. Ya Allah, ini semua sungguh membuatku tercekat. Ini sungguh musibah.
Dan... kami lalui perjalanan malam itu dengan hati berdebar, harap cemas, dan perasaan ingin segera sampai rasanya.
Setelah sekitar 1 jam kami di jalan, akhirnya kami berdua sampai di rumah mbak siska, karena rumahku yang masih agak berjarak, aku memutuskan tak langsung pulang dengan kondisi kebelet dan tengah malam pula.
Aku segera menelepon bapak dan aku disuruh tidur dulu di situ sampai pagi datang dan situasi cukup terang. 

Dan inilah kondisi motorku ketika kedua kalinya kami ngungsi :






Subhanallah...
Ini semua sungguh tak akan kulupakan begitu saja. Hanya kuasaMu yang bisa membuat ini menjadi mudah dan kulalui dengan lancar walau hati berdebar..
ALLAHU AKBAR!!




Notes : Pada akhirnya kegiatan akademik di kampus terpadu UII (jalan kaliurang km. 14,5) ditiadakan sementara sampai tanggal 17 November, semoga Merapi udah sembuh dari sakitnya. 
Hanya harap yang menjadi kekuatan kami.

-sv-

17 comments:

auraman said...

Semoga diberi kekuatan dan merapi kembali tenang dari bangun tidurnya, bersabar ya mbak, dan semoga saudara2 yang tidak sempat mengungsi di berikan kekuatan... salam kenal.....

Ananda Sivi said...

iya, trima kasih atas atensi dan do'anya ya mas.. (manggilnya apa nih..)
amin amin..
insya Allah tetap bersabar

story song said...

saya ikut prihatin dgn keadaan ini, semoga saja mendapat lindungan dari Allah SWT. dan semoga selalu tabah dalam menerima cobaan ini.

afi said...

semoga cepat selesai mba, dan bisa mulai kuliah lagi :)

Haya Najma said...

ikut sedih vi... sabar yaa

auraman said...

Just Call Me with Auraman :D

Nisa moeL said...

semoga aman-aman saja ya mbak..

melynsalam said...

kosannya di jakal atas banget yaa??
aku di km 5. untung masih tenang2 aja. aku malah tidur kayak bayi, langsung kaget aja liat semua udah putih pas bangun pagi2. hihi..

btw, salam kenal sivi. ;D

Ananda Sivi said...

terima kasih yaa buat semua komentar, atensi, dan so'anya... amin ya Allah.. :)

@Melyn : aku jakal km 14,5, dket ma kampus terpadu UII (secara, kuliahku di UII Mel.. )

Muhsin Ibnu Zahli said...

wow......
bingung arp coment opo ngntekan......

Thoriq said...

Abunya terlalu banyak

Hilmy Nugraha said...

Allah senantiasa menjaga orang-orang yang baik..

tetep eling lan waspodo.

Ananda Sivi said...

sipsip mas Helmy... :)

liza said...

tetap semangat ya sivi
salam kenal :)

Qefy said...

Subhanallah/saya malu/

story song said...

Kayaknya belum ada tambahan posting. Apa kabar nih, mudah2an selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin...

Unknown said...

ukhti..ana baru berkunjung ke blog antum..antum ana merinding dari atas sampai bawah kakiku membaca tulisan ini dan membayangkan situasi di sana...heum...sabar ya...semoga antum selalu dilindungi

Post a Comment

nice person = nice comment