Cerita Gagalku (part 1)

gagal1 Hari Ini Aku Belajar Banyak HalApa yang terjadi jika kita mengalami kegagalan? Padahal kegagalan itu sendiri relatif untuk masing-masing orang.Apalagi cara menyikapinya..
Kurasa setiap orang punya cara khas menghadapi hal yang satu ini, termasuk aku.
Dan baru-baru ini aku mulai menyadari suatu hal, bahwa menjadi dokter itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Hahaha.. terkesan nggak nyambung, but.. inilah yang sedang ingin aku ceritakan, lagi-lagi sekadar curhat.

Blok SPTPI yang 7 SKS cukup membuatku ngos-ngosan. Sebenarnya bukan cuma blok ini sih, tapi mulai semester 2 ini, mulai Biomedis aku sudah mulai merasakan aura berbeda dari kuliahku. Transformasi atmosfer, itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan betapa berbedanya dulu dan sekarang.

Atau lebih pasnya semester 1 dan semester 2. Kalau dulu masih didominasi dengan blok-blok sosial, seperti humaniora, KPK, KBTI, nah sekarang really different!
Aku mulai merasakan betapa tak mudahnya perjalanan menjadi seorang dokter.
Dan betapa buruknya diriku jika terus berulang kali menyerah dan mengatakan tak mudah tak mudah dan tak mudah.
Tapi, aku sungguh ingin bercerita, aku ingin kalian tahu bahwa menjadi apa yang kau inginkan di masa depan tak akan mudah jika kau hanya
membiarkan dirimu berada di zona aman dan tak pernah berusaha lari darinya.
Dan bahwa menjadi apa yang kau inginkan di masa depan itu butuh satu kata, yang mutlak ada dan dibutuhkan, yaitu perjuangan.
Titik.
Apapun, entah dokter, guru, pelukis, seniman, polisi, psikolog.. apapun.. semua butuh kata ini.
Karena Allah saja sudah menghimbau (walahhh) lewat QS. Ar Ra'du : 11, bahwa Dia tak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum
itu berusaha sendiri untuk mengubahnya.

Masih terngiang kegagalanku di ujian ketrampilan medik blok SPTPI kemarin, di ujian teknik aseptiklah aku merasakan kegagalan ujian medik pertamaku, dan
kuharap itu menjadi yang terakhir. Aku ingat betul ketika baru latihan mandiri aja aku udah pesimis duluan.
Aku selelu mengeluh, aku bilang bahwa teknik aseptik ini bakalan susah. Mana panjang lagi urutannya. Dan segala keluhan2 lain yang meluncur
dari bibirku. Bahkan sebelum aku melihat urutanku ke berapa, aku seperti sudah menebak-nebak, jangan2 aku dapet no. 1 lagi majunya.
Dan.. taraaa... benar! Allah mengikuti persangkaan hambaNya, aku no.1 dan aku GAGAL!
Ya.. nilaiku nggak cukup, akhirnya 0 deh, alias nggak diitung. Syok?? Nggak lah, aku seperti sudah siap menerima kenyataan kegagalanku itu.
Karena memang blok SPTPI kemarin banyak yang gagal.. jadi nggak masalah, banyak temennya. heheh
Aku mulai berpikir, kenapa? kenapa aku bisa gagal? Dan kusimpulkan, aku sudah seperti mendahului Allah dengan merasa bahwa aku tak mampu.
Padahal jelas2 ada tangan Allah yang membuat segalanya menjadi mungkin.

Aku masih ingat ketika namaku dipanggil2 oleh petugas absensi ujian, aku di luar ruangan, sontak aku kaget. Aku masuk dengan gugup, dan kutatap peralatan
teknik aseptik di meja dengan jantung berdegup nggak karuan. hosh hosh.. aku kacau! sungguh kacau di dalam.
Sebenarnya Allah masih baik memberiku penguji yang baik hati, yang mau dengan ramah membenarkan kesalahanku, namun.. dasarnya aku udah gelap
mata, amu gimana lagi, semua tetap kacau. Malahan, aku menyalahkan mbak asisten yang di mataku waktu itu dia sok sokan provokasi kesalahan.
hah.. rasanya males mengingat kejadian ujian aseptik itu.
Pokoknya sehabis ujian itu, aku seperti mendapat pukulan palu bertubi-tubi, aku seakan terpojok di sudut ruangan, dan semua orang hanya menatap prihatin
kepadaku..
Oke, sudahlah.. biarkan itu menjadi pelajaran penting bagiku, semoga tak akan terulang lagi.. :)

---bersambung---
Sumber gambar : http://www.andriapriyadi.com/hari-ini-aku-belajar-banyak-hal/

6 comments:

Anonymous said...

pelajaran yang dapat aku ambil adalah,, ketika aku merasa tidak bisa ataupun merasa pesimis tidak bisa melakukan hal yang aku takutkan itu... aku akann.................................... thank's for your sharing :D

Haya Najma said...

SPTPI itu kepanjangan apa vi? dulu di sini ga ada kayaknya

Ananda Sivi said...

sistem pertahanan tubuh dan penyakit infeksi mbak, ttg imun2 gitu lah..

Dede Rohali said...

semangatt.. memang perlu perjuangan, da usaha yang keras serta belajar cerdas untuk meraih keinginan atau cita - cita.. strategi perlu di bangun.. hoalahhh... hihihihi Hal ini pernah saya rasakan *sering semangat Dokter Muda... saya berharap anda belajar keras agar kami para pasien bisa bahagia juga hahahahha... SALAM KENAL.. Blognya baguss :)

Afiani Gobel | Pena Cinta said...

Gagal adalah materi pelajarannya.. Sikap terbaik adalah proses belajarnya.. Bangkit adalah amal dari ilmunya..

Semoga sukses setelahnya..

John Mark said...

asal ada semangat, usaha, tetap istiqomah, selalu berdoa dan restu ortumu tenang siv insyaallah All is well :)

Post a Comment

nice person = nice comment