Duka Rohingya, Duka Kita Juakah?

Mungkin tak banyak dari kita yang 'ngeh' tentang Rohingya. Bisa jadi kita mendengar beritanya sambil lalu, sial siul melihat beritanya di tivi dan menganggapnya
masalah dunia yang harus dipecahkan oleh komisi HAM PBB. Sementara kita (baca : Indonesia) sibuk mengurusi korupsi yang tak henti-henti berganti tokoh dan karakter.
Menyeramkan, korupsi kok sudah menganak pinak begini ya. Tapi, sayangnya kita tak sedang berbicara soal korupsi.
Kita sedang berbicara tentang tragedi muslim dunia yang ke sekian kalinya. Kenapa ke sekian kalinya? Karena memang ini bukan kejadian pertama.

Mari sejenak kita tengok Bosnia dan Irak, lalu beranjak pada Palestina yang sampai sekarang tak kunjung usai (atau jangan-jangan memang tak akan usai, na'udzubillah).
Ini bukan tragedi muslim Myanmar, ini tragedi muslim dunia. Dan Indonesia adalah bagian dari dunia. Untuk ke sekian kalinya, aku jengah mendengar ucapan orang-orang
yang mengatakan bahwa kita sudah terlalu capek ngurusin korupsi negara yang terus merajalela, kemiskinan tak kunjung teratasi, sementara harga bahan pokok
melambung tinggi. Jadi buat apa memikirkan urusan Myanmar, biarkan pihak-pihak berwenang yang mengambil alih. Selesai.
Itukah yang disebut sebagai alasan? Itu semua bukan alasan. Itu hanyalah keluhan kosong. Tak pernahkah terpikir olehmu bahwa Islam adalah agama dunia?
Hei, Islam bukan agamanya orang Arab, Islam agama kita semua. Ketika ada orang kutub sana sholat shubuh pagi-pagi maka ia adalah saudara kita.
Kenapa kita selalu berpikir bahwa hanya bangsa kita yang patut kita pikirkan, karena Indonesia tumpah darahku, kita bangsa Indonesia satu nenek moyang
dari Sabang sampai Merauke dan seterusnya. Oke, itu memang ada benarnya. Tapi tak bisa sepenuhnya menjadi kebenaran tunggal yang mematahkan kebenaran lain
bahwa saudara ujung dunia sana yang sama-sama muslim juga saudara kita, dan lantas patut kita acuhkan begitu saja.
Sekali lagi, Islam adalah agama dunia. Ia bukan agama bangsa. Ia bukan agamanya orang Arab. Ia bukan pula agamanya orang Palestina. Apalagi ia bukan hanya agamanya
orang dengan penduduk ratusan juta yang menghuni kepulauan nusantara ini. Islam agama kita semua. Jadi tak ada salahnya, kejengahan itu akan muncul ketika
ada yang mengatakan alasan yang sama berulang kali untuk tak peduli dengan peristiwa yang menimpa saudara kita.
Sudahkah kita merasa bahwa kita seharusnya bergerak membantu saudara kita itu? Lihatlah, PBB maju menemui Menlu Myanmar dan mendapat jawaban berkebalikan
dengan fakta yang ada. Myanmar menampik tuduhan bahwa mereka melakukan penindasan terhadap muslim Rohingya. Tapi, bukti mengatakan lain. Jelas-jelas mereka
terusir dari kampung halamannya. Apalagi itu kalau bukan penindasan? Rumah mereka terbakar. Hidup terkatung-katung di penampungan. Sungguh ironi.
Kita tak bisa terus-menerus mengharapkan PBB. Karena jelas sekali PBB tak pernah benar-benar berhasil mengatasi masalah perdamaian dunia. Bukti mengatakan
bahwa Israel terus memborbardir Palestina dan menggerus wilayahnya. Dan bantuan justru datang bukan dari organisasi dunia itu. Jadi, apalagi yang bisa diharapkan
dari sebuah organisasi dunia macam PBB itu? Mari bergerak dan lakukan yang bisa kita lakukan. Masak iya, kita kalah sama Palestina. Kalian semua pasti tahu kan
gimana kondisi negara itu? Mereka dengan situasi mencekam seperti itu saja melakukan penggalangan dana untuk saudara mereka di Rohinya.
Nah kita, yang nyaman begini di Indonesia masak tak sedikit pun tergerak?
Ketika tak ada media untuk menyalurkan bantuan nyata kita, kita masih dapat menyalurkan bantuan yang mungkin tak terlihat tapi menyimpan kekuatan besar. Apalagi ini bulan mulia, ketika dikatakan doa yang dipanjatkan oleh
orang yang berpuasa itu akan dikabulkan maka tak usah ragu lagi untuk memanjatkan doa bagi saudara kita di sana. (Aku pun mengatakan ini untuk diriku sendiri).
Namun, ketika kau menemukan cara yang lebih nyata, salurkanlah bantuanmua tanpa berpikir dua kali. Dan senantiasalah berdoa agar bantuan itu benar-benar
tersampaikan kepada yang seharusnya menerimanya. Karena sejatinya muslim Rohingya adalah saudara kita jua, duka mereka pun akan menjadi duka kita.
Jadi, masihkah kau berpikir dua kali untuk memikirkan nasib mereka? Semoga ini semua segera berakhir.

1 comments:

Outbound Training Malang said...

salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
Pikiran yang positiv dan tindakan yang positiv akan membawamu pada hasil yang positiv.,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

Post a Comment

nice person = nice comment