Surya: “Saya Mungkin Belum Pantas Syahid”

Ini artikel yang ke sekian kalinya tentang mas Surya (boleh manggil 'mas' kan?). Artikel ini memuat pembicaraannya dengan salah satu jurnalis hidayatullah.com lainnya.
Pokoknya tak ada kata tidak kagum pada mas Surya, setiap hal tentang dia saya post di blog ini, apalagi judul artikel ini sungguh sedikit menarik mata saya untuk membacanya.
Sumbernya bisa klik di sini.
Semoga Bermanfaat!

Beberapa jam sampai di Yordania, Surya Fachrizal, satu dari 11 WNI yang ditembak Israel bisa wawancara dengan hidayatullah.com

Hidayatullah.com & Sahabat al-Aqsha—Setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Rambam, Haifa, Israel, Ahad (6/6) pukul 11.30 waktu Yordania, seorang dari dua WNI yang cedera saat militer Israel menyerbu kapal Mavi Marmara, Surya Fachrizal akhirnya dideportasi ke Amman, Yordania.

Surya terkena timah panas tentara Israel ini, langsung dilarikan ke Royal Medical Services (King Hussein Medical Center), Amman.

Surya dikeluarkan dari Israel atas kerja sama Kedutaan Besar RI di Amman dengan pemerintah Yordania. Ia sempat dirawat di RS Rambam, Haifa City, Israel, sejak 31 Mei untuk menjalankan operasi pengeluaran peluru.

Salah satu jurnalis hidayatullah.com yang ikut rombongan di Kapal Mavi Marmara dalam Armada Pembebasan (Freedom Flotila) ini sempat bicara panjang lebar dengan hidayatullah.com melalui sambungan telpon, termasuk bagaimana ceritanya sampai ditembak Israel. Berikut ceritanya.

Hidayatullah.com (HD): Assalamualaikum.

Surya (SY): Waalaikumsalam.

HD: Apa kabar Surya?

SY: Alhamdulillah mas, saya baik-baik saja.

HD: Jam berapa sampai di Yordan?

SY: Jam satu tadi. Sekitar jam 12.30 waktu Yordania. Sekarang saya di Royal Medical Services, kayaknya rumah sakit militer nih.

HD: Bagimana kondisimu sekarang, Sur?

SY: Baik-baik saja, Alhamdulillah. Bahkan tadi sudah sempat menelepon bapak, ibu, dan istri saya.

HD: Siapa yang mengantarmu dari Israel menuju Amman?

SY: Hanya pihak petugas imigrasi Israel saja. Tapi sebelum berangkat, kayaknya ada telepon dari putrinya Gus Dur, Yenny Wahid, kayaknya untuk lobi-lobi ke pihak Israel.

HD: Bagaimana kamu tahu itu Yenny Wahid?

SY: Ya pas orang Israel bicara, dia sebut-sebut Yenny Wahid. Lantas saya tanya, “Who is she? Katanya, ”She is Yenny Wahid from Indonesia.“ Tapi yang saya tahu, pihak Embassy of Jordan luar biasa membantu.

HD: Apa yang kamu keluhkan sekarang, Sur?

SY: Ini, di dada bagian kanan, di bekas operasi. Kadang terasa masih nyeri.

HD: Ya mudah-mudahan segera sembuh dan segera pulih kembali. Semua orang mendoakanmu.

SY: Memang saya menjadi berita, mas?

HD: Ya iyalah, semua orang di Indonesia –termasuk pihak pemerintah—sibuk mencari keberadaanmu. Bapakmu bahkan sering muncul di TV.

SY: Oh ya? Apa katanya?

HD: Ya, beliau mendoakanmu segera pulih dan kembali. Yang penting, semua mendukung langkah-langkahmu.

SY: Gitu ya? Subhanallah, Allahu Akbar!

HD: Siapa yang membantumu pas sendirian di sana?

SY: Teman-teman dari IHH dan beberapa LSM dari Turki, termasuk dari Free Gaza Movement (FGM), namanya Adalah. Dialah yang ikut merawat saya, termasuk membelikan baju-baju dan pakaian untuk saya.

HD: Memang bagaimana ceritanya kamu bisa tertembak, kamu melawan ya?

SY: Nggak, kan serangan itu habis Subuh, pas aku selesai shalat. Saat itu aku lihat sudah banyak kapal-kapal kecil (speed boat) mengepung Mavi Marmara. Nah, aku langsung jeprat-jeptret dengan kamera untuk mengabadikan momen penting tersebut.

HD: Memang kameramu menggunakan blitz?

SY: Ya. Nah, mungkin itu menarik perhatian. Tapi pas aku sedang ingin menolong orang yang tertembak dan berdarah akibat luka, tiba-tiba saya ditembak. Nah, sejak itu aku sudah nggak ingat lagi, sampai di bawah naik helikopter Israel menuju Haifa. Nah, nggak tahu tuh nasib peralatan jurnalistikku sekarang, termasuk laptop, hp, dan kamera pinjaman.

HD: Ya, tidak usah memikir yang berat-berat dulu.

SY: Wah, tapi banyak momen penting di sana.

HD: Apa kesan Surya atas peristiwa ini?

SY: Nggak tahu nih mas. Saya hanya berfikir, apa pelajaran bagi saya atas peristiwa ini? Mengapa Allah masih menyelamatkan saya? Jangan-jangan, saya mungkin belum pantas syahid. Tapi dari semua itu, saya akan jaga amanah Allah atas keselamatan dan kesehatan ini, insya Allah. [Cholis Akbar/hidayatullah.com]

Surya saat baru tiba di King Hussein Bridge check point, perbatasan antara Yordania dan Palestina yang dijajah Israel. [foto hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsha]

0 comments:

Post a Comment

nice person = nice comment