Akhirnya... dengan semangat menggebu aku rampungkan buku om Tere yang satu ini. Subhanallah...!! ini buku bagusss banget. Sebenarnya udah selesai sejak 18 Juni 2010 kemarin, tapi barus sempat post reviewnya sekarang. Afwan afwan yaaa.... ^o^
Buku ini adalah buku ke-2 dari serial anak-anak Mamak, demikian tertulis di halaman pertama setelah cover. Namun, yang membuat saya masih bingung sampai saat ini adalah justru Burlian adalah anak mamak pertama yang dikisahkan. Jadi, ini buku pertama juga. Nah, bingung kan?
Tapi, itu semua tak menjadi masalah. Karena, dari mana saja kita memulai membaca, entah buku ke-3 yang berjudul Pukat (kakak Burlian) dulu atau Burlian dulu, tetap tidak membuat ceritanya terpotong. Karena om Tere memang membuatnya berdiri sendiri-sendiri namun tetap saling terkait.
Buku ini mengajak pembacanya untuk sekali lagi menekuri dunia anak-anak yang tak biasa. Lewat tokoh Burlian, pembaca diajak mengikuti jalan pikiran anak pemberani, penuh rasa ingin tahu, dan insting tinggi. Sesuai dengan yang dikatakan kedua orang tuanya, Burlian adalah anak yang 'spesial'.
Cara penuturannya khas seorang Tere Liye, tidak terkesan menggurui namun tetap sarat makna. Bahasanya renyah dan enak sekali. Walaupun menggunakan sudut pandang anak-anak, namun bukan kekanak-kanakan, justru sudut pandang anak-anak itulah yang membuat sederhana dan polos namun berkesan.
Buku ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang pemberani, penuh rasa ingin tahu, dan cerdas, yakni Burlian. Ia memiliki segudang kisah yang tak dimiliki anak seusianya.
Seperti kebanyakan anak laki-laki, Burlian juga kadang nakal dan iseng. Ia tak hanya sekali melanggar pantangan ataupun larangan dari orang tuanya. Itu semua ia lakukan karena 'ingin tahu'. Seperti nekat ikut SDSB (program pemerintah namun merupakan salah satu bentuk judi), padahal mamaknya sudah melarangnya mati-matian. Malah ia rela mengambil uang simpanan mamaknya untuk ikut membeli kupon SDSB.
Ada juga kisahnya yang ngambek karena mamaknya yang telah berjanji membelikannya sepeda selepas ia khatam membaca Qur'an, belum bisa menepatinya. Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli sepeda digunakan untuk membantu tetangganya yang sakit dan biaya sekolah Ayuk Eli (kakak pertamanya). Akhirnya Burlian ngambek dengan terus duduk di luar sampai malam tiba, ia bahkan tidak mau masuk ke dalam rumah walau sebenarnya ia kedinginan. Ia protes berat, sampai pada akhirnya Bapak menghampirinya dan menceritakan sebuah kisah. Kisah itulah yang membuat Burlian berhenti protes pada Mamaknya. Hari berikutnya ia mendapatkan sebuah sepeda baru. Tanpa sepengetahuan Burlian, ternyata Mamak menggadaikan cincin perkawinannya untuk membeli sepeda baru untuk anak ketiganya itu. Inilah yang membuat Mamak menangis, karena saat mamak akan menebusnya, cincin itu hilang entah kemana. Burlian saat itu sungguh merasa bersalah, kata-kata Bapaknya terus terngiang di telinganya.
karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah Mamak lakukan demi kau, Amelia, kak Pukat, dan Ayuk Eli, maka itu sejatinya belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, dan rasa sayangnya kepada kalian.Itu baru sepenggal kisah dari Burlian, masih banyak kisah-kisah lainnya yang selalu sarat dengan hikmah dan pelajaran. Sekali lagi, buku ini sungguh pantas dibaca semua kalangan, terutama anak-anak. Karena selain sarat hikmah, buku ini juga salah satu media pembentukan karakter bagi pembacanya, namun tergantung sejauh mana ia mendalami bacaan itu.
Selamat membaca!!
1 comments:
wuihhh... keren bgt nih bukunya. beli dimana ukh?
sy cri2 bukunya om tere-liye yg jdulnya hafalan shalat delisa, tapi dsni ga ktmu2.. susah bgt nyari bukunya om tere liye disini... hikzzzzzzz.... T_T
Post a Comment
nice person = nice comment